Masi inget film apa aja yang pernah kmu tonton di 2009?
Coba cek..Apa film kesukaan kamu masuk 10 besar? =) check it out
1. Up
(Pixar Animation Studios/Walt Disney Pictures, 2009)
Tidak perlu membicarakan keindahan visual yang ditawarkan oleh film ini. Pixar adalah sebuah jaminan mutu dari kualitas dan keindahan visual.
Lalu mengapa Up berada di posisi pertama di daftar ini? Karena tidak ada satupun film yang dirilis selama 2009 yang mampu untuk menyentuh hati setiap penontonnya sedalam Up. Terdengar klise? Mungkin.
Tapi cerita mengenai seorang pria tua yang hidup sendirian setelah ditinggal mati oleh istrinya, dan kemudian menemukan kembali arti kebahagiaan hidup setelah berpetualang dengan seorang bocah dan rumah terbang adalah sebuah petualangan hati terbaik yang dapat Anda temui untuk tahun ini.
Oh, tambahkan juga score paling indah karya Michael Giacchino sebagai salah satu alasan untuk mempertahankan Up sebagai film terbaik tahun 2009
2. District 9
(WingNut Films/QED International/Key Creatives/Wintergreen Productions/TriStar Pictures, 2009)
Dan District 9 bukanlah sebuah bentuk propaganda Hollywood yang menyudutkan alien sebagai sebuah makhluk kejam dengan kegemaran untuk menculik manusia dan menjadikan mereka sebagai bahan percobaan. Tidak. Bayangkan Extra Terrestrial, hanya saja dalam bentuk yah… udang raksasa, memiliki sifat seperti manusia pada umumnya dan tinggal di sebuah lingkungan kumuh (versi sci-fi dari Slumdog Millionaire, mungkin?).
Sutradara debutan Neill Blomkamp adalah sang jenius dibalik keberhasilan District 9. Dengan kekuatan naskah cerita yang sangat manusiawi (untuk sebuah film yang bercerita mengenai udang-udang raksasa yang hidup di kawasan kumuh), ia mampu menghidupkan film ini, bahkan dengan tanpa bantuan satupun nama terkenal untuk mendukung kesuksesan film ini. Baiklah, nama Peter Jackson sebagai produser film ini mungkin yang mendorong Anda untuk menyaksikan film ini. Tapi terlepas dari nama besar Jackson, Anda tentu tidak akan dapat menyangkal bahwa Blomkamp telah berhasil menarik Anda secara perlahan ke dunianya lewat film ini.
3. Star Trek
(Spyglass Entertainment/Bad Robot Productions/Paramount Pictures, 2009)
Pembaharuan tersebut, termasuk dengan memberikan versi yang lebih tampan untuk pemeran Kirk dan Spock (yang tentu saja bermanfaat untuk menarik pangsa pasar wanita), memberikan para geek wanita impian mereka yang baru, memberikan beberapa sentuhan komedi pintar di beberapa sudut cerita, dan tentu saja, spesial efek yang menakjubkan dan akan memuaskan mata para penonton film ini.
4. Avatar
(Lightstorm Entertainment/Dune Entertainment/Ingenious Film Partners/20th Century Fox, 2009)
Avatar adalah sebuah pencapaian yang sangat, sangat monumental di bidang special effect. Tak ada satupun keluhan yang dapat disampaikan dari sisi visual film ini. Avatar is one hell of a landmark in a world movie’s history.
Satu-satunya keluhan yang terdapat di film ini (dan hal itu jika Anda benar-benar sedang mencari-cari kelemahan Avatar untuk memojokkan Cameron) adalah lemahnya jalan cerita yang ditawarkan Cameron di film ini. Sepertinya bukan rahasia umum kalau Cameron benar-benar lemah di bidang yang satu ini. Tapi entah kenapa Cameron masih begitu angkuh uintuk menulis naskah cerita film ini sendirian, tanpa bantuan seorang “profesional”. (FYI: Titanic memperoleh 14 nominasi Academy Awards, namun tak satupun nominasi itu didapatkan Cameron atas naskah yang ia tulis).
Avatar adalah sebuah fenomena tersendiri di dunia film. Ingat bagaimana Titanic mempopulerkan penggunaan CGI di film-film Hollywood? Film-film lain akan mulai menggunakan teknologi yang sama seperti Avatar dalam beberapa tahun mendatang, sebelum akhirnya King Cameron akan menemukan sebuah teknologi baru untuk digunakan dalam filmnya yang akan datang.
5. The Damned United
(BBC Films/Left Bank Pictures/Screen Yorkshire/Columbia Pictures/Sony Pictures Classics, 2009)
Film yang naskahnya ditulis oleh sang jenius Peter Morgan, yang sukses dengan The Queen, Frost/Nixon, The Last King of Scotland dan State of Play, berdasarkan novel laris berjudul sama karya David Peace, film ini menampilkan penampilan sangat berkelas dari aktor-aktor watak asal Inggris. Michael Sheen, Timothy Spall dan Jim Broadbent tampil begitu hangat dan menyatu dalam setiap karakter yang mereka mainkan dalam film yang mengisahkan perjuangan Brian Clough sebagai manajer dari klub sepakbola Leeds United.
Tidak seperti beberapa film bertema sepakbola lainnya yang cenderung membosankan dan monoton dalam mengisahkan perjuangan sebuah tim atau seorang pemain, The Damned United secara cerdas menggabungkan sisi drama dan black comedy khas Inggris tanpa harus terjebak pada stereotype bahwa film ini adalah based on a true events.
Perpaduan naskah yang hebat, penampilan yang apik di bawah arahan sutradara Tom Hooper (watchout for his upcoming The King’s Speech), The Damned United adalah sebuah pencapaian yang patut dibanggakan.
6. Drag Me To Hell
(Ghost House Pictures/Universal Pictures, 2009)
Dalam Drag Me To Hell, Raimi kembali ke akar horror-nya, tempat yang sama dimana ia pernah menghasilkan The Evil Dead, Evil Dead II dan Army of Darkness, film-film yang bagi beberapa kritik sangat “mengganggu”, namun berstatus cult dan sangat dihormati oleh para pencinta film horror di dunia.
Dan pilihan Raimi tersebut tidak salah. Kembali bekerjasama dengan sang kakak, Ivan Raimi, untuk menulis naskah film ini, Drag Me To Hell terbukti sebagai film horror yang mampu memberikan kembali rasa tegang kepada para penontonnya, tanpa harus menyertakan adegan seorang korban tak berdaya yang harus merelakan bagian tubuhnya terlepas dari tempatnya.
7. Coraline
(Laika/Focus Features/Universal Pictures International, 2009)
Sama seperti Monster House, yang dirilis pada tahun 2006 lalu, yang menengahkan sedikit unsur horror/thriller pada sebuah film animasi, dan menyebabkan film tersebut menjadi sedikit menakutkan bagi penonton anak-anak, yang merupakan pangsa terbesar film animasi, Coraline juga berhasil membubuhkan unsur tersebut untuk menarik hati para penontonnya.
Sang sutradara, Henry Selick, mengadaptasi naskah film ini dari novel karya Neil Gaiman, dan seperti karya fenomenalnya, The Nightmare Before Christmas, Gaiman menggunakan teknik stop-motion untuk menggarap Coraline. Memanfaatkan kemajuan teknologi, Gaiman menambahkan efek 3D pada film ini, menjadikan Coraline sebagai sebuah film surealis yang sangat indah dan tidak akan mudah Anda lupakan begitu saja.
8. Watchmen
(Legendary Pictures/DC Comics/Lawrence Gordon Productions/Warner Bros. Pictures/Paramount Pictures, 2009)
Tapi berapa banyak film bertema superhero yang dirilis tahun ini, yang diadaptasi dari sebuah seri komik, yang begitu melelahkan namun mampu memberikan Anda perpaduan antara keindahan visual dan teknologi tanpa harus meninggalkan Anda duduk sendiri dan merasa bodoh akibat naskah film yang begitu kosong?
Membawa keberhasilannya dalam mengadaptasi 300, sutradara Zack Snyder dengan percaya diri mengadaptasi salah satu komik rilisan DC Comics paling kompleks ke layar lebar. Menerapkan pendekatan yang sama dengan 300, Snyder juga menerjemahkan jalan cerita yang ada di komik Watchmen secara sepenuhnya ke dalam bentuk audio visual.
Hasilnya, dengan jalan cerita yang sedikit politis dan dipenuhi oleh banyak karakter yang memiliki sikap dan jalan pemikiran yang kompleks, Snyder mampu membuat Watchmen sebagai sebuah film action yang cerdas, indah, dan sangat mewah.
Keberhasilan inilah yang berhasil membuat Watchmen berada di kelas yang berbeda dari film-film bertema superhero dan juga merupakan hasil adaptasi komik yang beredar sepanjang tahun 2009.
9. (500) Days of Summer
(Fox Searchlight Pictures, 2009)
Diarahkan sebagai film debutan dari Marc Webb, yang lebih banyak dikenal sebagai seorang sutradara music video, dan menerapkan teknik pengambilan music video tersebut pada beberapa scene di film ini, (500) Days of Summer berutang banyak pada penampilan dua bintangnya yang sangat menghidupkan film ini, Joseph Gordon-Levitt dan Zooey Deschanel.
Walaupun kadangkala terasa sebagai sebuah film yang merangkum beberapa bagian terbaik dari film-film komedi romantis terbaik yang pernah dibuat sebelumnya, namun (500) Days of Summer tetap mampu tampil cerdas dan menarik berkat perpaduan dialog-dialog yang pintar dan sinematografi yang indah yang diberikan di sepanjang film.
Oh, (500) Days of Summer juga memiliki jajaran lagu soundtrack yang tepat mengisi di tiap scene film ini, menjadikan emosi dan mood yang ditawarkan di film ini benar-benar dapat dirasakan oleh para penontonnya.
10. Angels & Demons
(Imagine Entertainment/Columbia Pictures/Sony Pictures Entertainment, 2009)
Sutradara Ron Howard, kembali bekerja sama dengan penulis naskah, Akiva Goldsman (yang bekerjasama dengan David Koepp), produser, Brian Grazer, dan aktor Tom Hanks, untuk melanjutkan kesuksesan The Da Vinci Code. Dan setelah menerima berbagai kritikan untuk hasil kerjanya di The Da Vinci Code, sepertinya Howard mampu memberikan sesuatu yang lebih (dan model rambut yang lebih baik bagi Hanks, tentu saja) pada film ini.
Howard berhasil membangun dan menjaga intensitas Angels & Demons dengan baik. Intensitas film ini terbangun begitu rapi dan terus meningkat di setiap menitnya. Ini akan membuat para penonton terus terikat dan berdebar untuk menyaksikan petualangan Robert Langdon.
Sinematografi karya Salvatore Totino juga berhasil memberikan pemandangan yang indah akan bangunan klasik di Roma, Italia dan Vatikan. Tak lupa, Hanks juga didukung oleh barisan cast yang mampu mengimbangi penampilannya. Ewan McGregor, Ayelet Zurer hingga Stellan Skarsgård berhasil memberikan nyawa pada setiap karakter yang mereka perankan.
Keunggulan-keunggulan inilah yang menjadikan Angels & Demons sebagai salah satu film mystery thriller terbaik untuk tahun ini.